Thursday, July 14, 2016

Resep Membuat Anak menjadi Baik

Bahan yang disediakan:
1. Anak yang sehat, fisik dan mental
2. Ibu yang penyayang, penyabar, gembira, cerdas, mau belajar dan berusaha
3. Ayah yang fun dan bersedia terlibat dan menyisihkan waktu untuk anak
4. Keluarga besar yang mendukung
5. Guru yang kreatif dan pendidik yang trampil
6. Teman-teman yang baik memberi pengaruh dan mengajak pada kebaikan
7. Masyarakat yang memberikan rasa aman dan mendukung pendidikan yang baik

Alat yang perlu dipersiapkan:
1. Ilmu Agama untuk menanamkan value
2. Ilmu Psikologi Perkembangan Anak, untuk memahami perkembangan anak
3. Ilmu Pendidikan, untuk memahami teknik-teknik mengajar anak
dan ilmu lainnya sesuai kebutuhan

Cara membuat:
- Diskusikan dengan pasangan, konsep pendidikan untuk anak sesuai value orangtua.
- Tentukan tujuan pendidikan, buat rincian perilaku anak baik seperti apa yang diharapkan. Sepakati bersama antara ayah dan ibu batasan perilaku tersebut
- Susun hal-hal apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, sesuai dengan
- Buat pembagian tugas antara ayah dan ibu, termasuk mana yang menjadi wilayah guru di sekolah.
- Lakukan hal-hal yang sudah dikuasai dengan mengacu pada tujuan.
- Pelajari hal-hal yang masih belum dikuasai.
- Selalu cek/evaluasi perubahan dan pencapaian anak secara bertahap.
- Terbuka terhadap masukan dan feed back dari lingkungan.
- Buka mata terhadap lingkungan, pelajari pencapaian pasangan lain dalam pendidikan terhadap anaknya. Bila ada yang baik, jadikan resources. Bila ada yang buruk, jadikan pembelajaran.
- Fokus pada anak sendiri. Hindari membandingkan dan berkompetisi dengan anak lain atau pasangan lain.
- Antisipasi kegagalan dengan menyusun rencana preventif dan mempersiapkan problem solving untuk tindakan kuratif bila terjadi kegagalan.
- Libatkan orang-orang di lingkungan anak dengan share hal-hal yang menjadi fokus orangtua.
- Bumbu: hadiah, hukuman, kemanjaan, disiplin, dll, berikan sesuai kebutuhan dan secukupnya. Terlalu sedikit hidup menjadi hambar, terlalu banyak menyesakkan.
- Cari strategi ketika bahan dan peralatan tidak memadai
- Berdoa sebanyak-banyaknya meminta pertolongan Allah.

Sajikan dan nikmati hasilnya sepanjang hidup dan setelah orangtua meninggal dunia, ketika anak mendoakan kebaikan bagi orangtuanya dan ketika anak memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada orang lain

*Jika parenting semudah mengikuti resep masakan

Yeti Widiati 140716

Wednesday, July 13, 2016

Tingkat Perkembangan Motorik Halus Berdasarkan Usia

Motorik halus adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang pada tingkat perkembangannya yang berhubungan dengan koordinasi fisik, sel otak dan koordinasi mata sehingga seorang anak mencapai kemampua sesuai dengan perkembangannya.

Kemampuan Motorik halus adalah tingkatan perkembangan yang harus dimiliki oleh setiap anak pada masing-masing perkembangannya. Masing-masing perkembangan motorik halus anak akan berbeda sesuai dengan tingkat kemampuan anak termasuk dalam kecerdasan dan keadaan fisik anak, stimulus yang anak dapat dari lingkungan keluarganya termasuk dalam pola asuh dan pola didik serta perkembangan kemampuan masing-masing anak.

Berikut ini tingkat perkembangan motorik halus menurut tingkatan usia :

1. Usia 1- 2 tahun
a. Memegang alat tulis
b. Membuat coretan bebas
c. Menyusun menara dengan 3 balok
d. Memegang gelas dengan 2 tangannya
e. Menumpahkan benda-benda dari wadah dan memasukkanya kembali
f. Meniru garis vertikal dan horizontal
g. Memasukkan benda ke dalam wadah yang sesuai
h. Membalik halaman buku walau belum sesuai
i. Menyobek kertas

2. Usia 2-3 tahun
a. Meremas kertas atau kain dengan menggunakan lima jari
b. Melipat kertas meskipun belum rapi/lurus
c. Menggunting kertas tanpa pola
d. Koordinasi tangan cukup baik untuk memegang benda pipih seperti sikat gigi dan sendok

3. Usia 3-4 tahun
a. Menuangkan air, pasir atau biji-bijian kedalam tempat penampung (ember, mangkuk)
b. Memasukkan benda kecil kedalam botol (potongan lidi, kerikil atau biji-bijian)
c. Meornce manikmanik yang tidak terlalu kecil dengana benang yang agak kaku
d. Menggunting kertas dengan pola garis lurus

4. Usia 4-5 tahun
a. Membuat garis vertikal, horizontal, garis lengkung kiri/ kanan, miring kiri/kanan dan lingkaran
b. Menjiplak bentuk
c. Mengkoordinasi jari tangan dan mata untuk meniru bentuk tulisan
d. Meniru bentuk dari berbagai media
e. Membuat bentuk dari bahan tanah liat/plastisin atau media lainnya sesuai dengan ekspresi diri

5. Usia 5-6 tahun
a. Menggambar sesuai dengan gagasannya
b. Meniru bentuk dengan berbagai media (menulis bentuk, melipat, membentuk plastisin)
c. Melakukan ekspolari dengan berbagai media
d. Menggunting sesuai pola
e. Menempel gambar dengan tepat
f. Menggambar secara detail

Kedudukan Anak dalam Al Qur'an

Anak adalah anugerah
4 kedudukan anak dalam Al-Qur'an :

1. Anak sebagai musuh. hal ini Allah jelaskan dalam surat At-Taghabun ayat 14 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh Allah Maha Pengampun Maha Penyayang.” Yang dimaksud anak sebagai musuh adalah apabila ada anak yang menjerumuskan bapaknya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama.

2. Anak sebagai fitnah atau ujian, hal ini Allah jelaskan dalam surat at-Taghabun ayat 15, yang artinya: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anamu hanyalah cobaan (bagimu) , dan di sisi Allah pahala yang besar.” Fitnah yang dapat terjadi pada orangtua adalah manakala anak-anaknya terlibat dalam perbuatan yang negative. Seperti mengkonsumsi narkoba, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, penipuan, atau perbuatan-perbuatan lainnya yang membuat susah dan resah orang tuanya.

3. Anak sebagai perhiasan, hal ini Allah jelaskan dalam surat Al-Kahfi ayat 46, yang artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” Perhiasan yang dimaksud adalah bahwa orangtua merasa sangat senang dan bangga dengan berbagai prestasi yang diperoleh oleh anak-anaknya, sehingga dia pun akan terbawa baik namanya di depan masyarakat.

4. Anak sebagai penyejuk mata (qorrota a’yun) atau penyenang hati, hal ini Allah jelaskan dalam surat Al Furqon ayat 74, yang artinya: “Dan orang-orang yang berkata”Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Kedudukan anak yang terbaik adalah manakala anak dapat menyenangkan hati dan menyejukan mata kedua orangtuanya.

Mereka adalah anak-anak yang apabila disuruh untuk beribadah, seperti shalat, mereka segera melaksanakannya dengan suka cita.

Apabila diperintahkan belajar, mereka segera mentaatinya.

Mereka juga anak-anak yang baik budi pekerti dan akhlaknya, ucapannya santun dan tingkah lakunya sangat sopan, serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.


Dari ke-empat kedudukan anak tersbut, tentu sebagai orang tua menginginkan agar anak-anaknya termasuk ke dalam kelompok qurrota a’yun.

Namun untuk mencapainya Orang tua hendaknya menjadi figure atau contoh buat anak-anaknya.

Karena anak merupakan cermin dari orang tuanya.

Jika orangtuanya rajin shalat berjama’ah misalnya, maka anak-pun akan mudah kita ajak untuk shalat berjama’ah.

Jika orang tua senantiasa berbicara dengan sopan dan lembut, maka anak-anak mereka-pun akan mudah menirunya.

Kemudian, orang tua hendaknya menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah yang baik dan berkualitas, juga mempraktikkan amalan-amalan sunnah di sekolah.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah orangtua hendaknya memperhatikan pergaulan anak-anaknya di dalam masyarakat.

Karena teman juga sangat berpengaruh kepada perkembangan kepribadian serta akhlak anak-anak mereka.

Semoga kita semua diberi kekuatan dan kemudahan dalam membina dan mengarahkan anak-anak kita kepada kelompok qurrota a’yun, sehingga mereka menjadi penyejuk hati, dan pembawa kebahagiaan bagi kedua orangtuanya baik di dunia maupun di akhirat.