Sunday, June 13, 2010

Waspada Kosmetik Bagi Ibu Hamil

Teliti Kandungan Bahan Kosmetik Yang Akan Dibeli

Surabaya, eHealth. Naluriah wanita menuntun untuk selalu terlihat cantik dan rapi, tidak terkecuali saat sedang hamil. Namun, mengingat sebagian besar kosmetik di pasaran terbuat dari bahan kimia, ibu hamil perlu lebih berhati-hati. Jangan memilih kosmetik sembarangan, sebab kosmetik yang mengandung bahan kimia berbahaya diduga bisa memicu masalah dalam proses pertumbuhan janin.
Banyak ahli kandungan yakin bahwa bayi yang menderita alergi, kanker kulit, autisme, dan cerebral palsy (radang otak) antara lain disebabkan paparan zat-zat kimia. Salah satu sumber zat kimia pemapar itu berasal dari kosmetik, seperti timah hitam, alumunium, metilmerkuri, dan alkohol. 

Memang, hal tersebut masih berdasarkan dugaan para ahli. Meskipun demikian, setidaknya ibu hamil perlu waspada. Sebab, mungkin saja kosmetik yang dipakainya membahayakan sang janin bila dipakai.



Proses gangguan dari kosmetika diawali saat zat kimia tersebut dipakai oleh di kulit ibu. Bahan tersebut kemudian terserap ke dalam kulit melalui pori-pori hingga mencapai aliran darah. Darah ibu yang sudah tercemar itu pada akhirnya sampai ke janin sebab darah itulah yang mensuplai oksigen dan sari-sari makanan ke janin.
Umumnya, gangguan yang paling sering terjadi adalah gangguan pertumbuhan sel-sel saraf janin. Sebab, sel tersebut adalah bagian yang paling sensitif dan mudah terganggu oleh paparan zat kimia.
Saat otak janin mulai tumbuh dan ibu banyak sekali terpapar zat kimia berbahaya, sangat mungkin zat kimia itu ikut masuk ke dalam tubuh janin. Gangguan tersebut biasanya terjadi pada otak kecil (serebelum), lapisan luar otak besar (korteks serebri), sistem limbik (pengatur emosi), penghubung otak kiri dan kanan (korpus kalosum), ganglia basalis, dan batang otak.
Proses gangguan akibat paparan zat kimia tersebut juga bisa terjadi ketika zygot (sel hasil pembuahan) membelah menjadi 2, 4, 8, 16, dan seterusnya. Gangguan pada fase pembelahan atau blastula ini sangat kompleks. Selain gangguan pertumbuhan sel saraf, mungkin saja terjadi cacat bawaan, misalnya jari dempet, kembar siam, bibir sumbing, dan lainnya.
Setelah sel membelah menjadi 60, pertumbuhan sudah mengarah pada pembentukan organ atau seringkali disebut organogenesis. Ada kelompok sel yang mengarah membentuk telinga, kulit, rambut, jantung, paru-paru, tangan, kaki, dan sebagainya. Nah, bila yang terpapar adalah sel untuk paru-paru, bisa saja nantinya paru-paru anak tidak tumbuh sempurna. Demikian pula bila yang terpapar adalah sel pembentuk kulit, mungkin saja nantinya anak yang terlahir menderita alergi.
Apalagi, pada fase ini plasenta belum tumbuh sempurna sehingga janin tidak memiliki sistem barrier (penghambat) yang dapat menahan masuknya zat-zat asing.
Biasanya, proses organogenesis itu berlangsung sampai usia kandungan 20 minggu. Selanjutnya tinggal penyempurnaan saja. Jadi, diharapkan ibu bisa menjaga pertumbuhan janin dengan sebaik-baiknya, terutama ketika usia kandungan di bawah 16 minggu atau ketika plasenta belum terbentuk sempurna. Di usia ini zat-zat asing dari luar bisa bebas masuk karena tidak ada sistem barrier dari plasenta.
Namun, sampai saat ini para ahli belum bisa melacak ke mana paparan bahan kimia akan mengganggu. Apakah ke arah pertumbuhan paru-paru, jantung, kulit, atau lainnya. Sehingga, gangguan yang terjadi bisa saja tidak langsung terlihat setelah bayi dilahirkan. Mungkin saja gangguan baru terlihat setelah beberapa tahun mendatang atau setelah dewasa. Biasanya bila anak sudah diketahui terpapar, dokter akan terus memantau perkembangannya sambil memberikan langkah antisipatif demi menghindari dampak buruk.
Untuk mengantisipasi bahaya ini, ibu perlu bersikap waspada tapi bukannya tidak memakai produk kosmetik sama sekali. Pastikan ibu tidak menggunakan kosmetik dengan bahan yang mengandung timah hitam, alumunium, metilmerkuri, dan alkohol, seperti yang banyak dipakai dalam krem pemutih kulit, cat rambut, dan obat keriting. Di luar itu, penggunaan kosmetik pun sebaiknya normal saja, tidak berlebihan.
Berikut beberapa jenis kosmetik yang perlu dicermati? 

* LIPSTIK

Zat pewarna dan pengawet yang terkandung dalam lipstik jika tidak tertelan tak akan membahayakan janin. Lagi pula, kandungannya dalam kosmetik sangat sedikit, jadi tak perlu terlalu dikhawatirkan. Kecuali kalau ibu punya kebiasaan menjilati bibir, mungkin sekali lapisan lipstik yang dioleskan di bibir ikut tertelan.
Dalam jumlah sedikit memang tidak akan berdampak apa-apa, tapi kalau ibu tanpa sadar sering menjilat bibirnya yang berlipstik, mungkin saja jumlah yang tertelan menjadi banyak. Pengawet dan pewarna kalau dikonsumsi secara langsung memang sangat berbahaya buat ibu dan janin.



* KRIM PEMUTIH

Ciri krim pemutih yang mengandung merkuri ini adalah proses kerjanya yang sangat cepat. Tiga hari dipakai, hasilnya sudah dapat terlihat. Tanpa merkuri, umumnya krim pemutih baru terlihat hasilnya setelah pemakaian berminggu-minggu. Oleh karena itu, jangan pernah tergiur dengan penawaran ini.


* CAT RAMBUT

Cat rambut yang awet biasanya mengandung zat berbahaya. Kalau mau, gunakan cat rambut yang harus diulang setiap dua minggu karena itu berarti kandungannya tidak cukup berbahaya. Untungnya, saat ini berbagai produk kosmetik dan perawatan tubuh bermutu sudah tidak lagi memakai bahan-bahan keras yang berbahaya.
Namun, saat ini sudah banyak produsen yang lebih suka memanfaatkan bahan dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang aman. Bila ibu hamil tidak yakin akan kandungan zat-zat kosmetik yang akan dipakai, bertanyalah pada ahli kosmetik atau dokter kandungannya lebih dulu. Biasanya mereka akan menjelaskan mana yang baik digunakan dan mana yang tidak.

* OBAT JERAWAT

Ibu hamil yang akan mengobati infeksi pada kulit wajah, seperti jerawat yang menimbulkan kemerahan pada kulit, memerlukan pengawasan dari dokter kandungan ataupun ahli kosmetik. Biasanya, ibu hamil diminta untuk menunda pengobatan sampai usia kandungannya mencapai 4 bulan, kalau dipaksakan dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan awal janin. Selepas usia kandungan 4 bulan, silahkan saja ibu hamil melakukan perawatan kulit berjerawat.(cie/dari berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment