Gaya
Belajar
Model
Multiple Inteligensi ini dapat digunakan untuk mengenali gaya belajar anak
sesuai dengan jenis kecerdasan anak yang menonjol.
1. Anak Visual (spasial)
Anak visual banyak belajar dan menyerap informasi dari apa-apa yang dilihatnya. Mereka sangat menyukai gambar, warna, diagram, dan segala yang terlihat, baik dalam bentuk 2 dimensi atau 3 dimensi. Anak visual biasanya juga spasial, pandai membayangkan ruang 3 dimensi. Jika bepergian ke suatu tempat, mereka tidak mengingat berdasarkan nama jalan, tetapi bangunan atau simbol yang mereka lihat sebagai penanda visual.
Anak visual banyak belajar dan menyerap informasi dari apa-apa yang dilihatnya. Mereka sangat menyukai gambar, warna, diagram, dan segala yang terlihat, baik dalam bentuk 2 dimensi atau 3 dimensi. Anak visual biasanya juga spasial, pandai membayangkan ruang 3 dimensi. Jika bepergian ke suatu tempat, mereka tidak mengingat berdasarkan nama jalan, tetapi bangunan atau simbol yang mereka lihat sebagai penanda visual.
Media dan cara belajar:
a. menggunakan
gambar, diagram, grafik, warna-warni, besar-kecil,
b. belajar berkhayal secara
visual, membayangkan sebuah konsep/informasi dengan: tempat, bentuk, warna,
menggunakan layout, spasial, peta, maket, realitas
c. mainan:
kamera, pensil/spidol warna, balok aneka warna,
d. ganti
kata dengan gambar; bantu pemahaman kata dengan warna
2.
Anak Aural
(auditori-musikal).
Anak aural menyerap informasi dengan pendengaran; baik suara maupun musik. Mereka sensitif dengan intonasi, irama, dinamika, tempo, keras-pelan, suara jauh-dekat. Anak aural belajar sambil mendengarkan musik, tidak menyukai “kesunyian”. Mereka senang bersenandung, membuat nada/rima sendiri. Bagi anak aural, bunyi/nada/lagu membawa pada sebuah emosi atau peristiwa tertentu. Walaupun sedang membaca buku, mereka membutuhkan suara/musik untuk menemaninya.
Anak aural menyerap informasi dengan pendengaran; baik suara maupun musik. Mereka sensitif dengan intonasi, irama, dinamika, tempo, keras-pelan, suara jauh-dekat. Anak aural belajar sambil mendengarkan musik, tidak menyukai “kesunyian”. Mereka senang bersenandung, membuat nada/rima sendiri. Bagi anak aural, bunyi/nada/lagu membawa pada sebuah emosi atau peristiwa tertentu. Walaupun sedang membaca buku, mereka membutuhkan suara/musik untuk menemaninya.
Media dan cara belajar:
a. menggunakan
metode ceramah/kuliah
b. menggunakan
melodi untuk teks; bergumam
c. membaca
dengan suara keras (read aloud)
d. membangun
suasana musikal utk menciptakan suasana
e. menggunakan
media audio visual CD/VCD
f. mendengarkan
kuliah/pidato/radio di rumah dan jalan
3.
Anak Verbal (linguistik).
Anak verbal menyukai kata dan bahasa. Mereka pandai membuat distingsi makna kata, baik secara lisan maupun tulisan. Anak-anak verbal memilih kata, berkata-kata atau menulis secara terstruktur dengan pilihan kata/kalimat yang baik. Mereka sensitif terhadap pilihan kata dan mengingat sebuah tempat/peristiwa/konsep dengan nama dan kata-kata kunci. Anak-anak verbal biasanya senang membaca dan menulis; membuat sajak, puisi, diari, rima, berpidato, dan sebagainya.
Anak verbal menyukai kata dan bahasa. Mereka pandai membuat distingsi makna kata, baik secara lisan maupun tulisan. Anak-anak verbal memilih kata, berkata-kata atau menulis secara terstruktur dengan pilihan kata/kalimat yang baik. Mereka sensitif terhadap pilihan kata dan mengingat sebuah tempat/peristiwa/konsep dengan nama dan kata-kata kunci. Anak-anak verbal biasanya senang membaca dan menulis; membuat sajak, puisi, diari, rima, berpidato, dan sebagainya.
Media dan cara belajar:
a. menggunakan
cara yang umum seperti di kelas; buku dan ceramah
b. melakukan
diskusi
c. membaca
dan menulis
d. bermain
peran (role-playing)
4.
Anak Fisik (kinestetik).
Anak fisik menggunakan anggota badan mereka untuk belajar. Mereka senang mencoba dan melakukan segala sesuatu sendiri (learning by doing). Mereka belajar dengan cara: menyentuh, membangun, memperbaiki, membuat. Mereka seringkali tidak sabar membaca buku petunjuk atau diagram, dan langsung ingin mencoba melakukan sendiri. Anak-anak fisik sensitif terhadap tekstur, cara kerja, dan realitas fisik yang terlihat nyata di hadapannya. Mereka tidak suka berkhayal atau membayangkan.
Anak fisik menggunakan anggota badan mereka untuk belajar. Mereka senang mencoba dan melakukan segala sesuatu sendiri (learning by doing). Mereka belajar dengan cara: menyentuh, membangun, memperbaiki, membuat. Mereka seringkali tidak sabar membaca buku petunjuk atau diagram, dan langsung ingin mencoba melakukan sendiri. Anak-anak fisik sensitif terhadap tekstur, cara kerja, dan realitas fisik yang terlihat nyata di hadapannya. Mereka tidak suka berkhayal atau membayangkan.
Media dan cara belajar:
a. menggunakan
pekerjaan tangan, hands-on projects
b. menulis,
menggambar, membuat maket
c. merakit
benda, memperbaiki barang rusak, membuat rancangan
d. berolahraga
dan permainan
e. aktivitas
di luar rumah (outdoor activities)
f. drama dan
permainan peran
g.
balok,
robot, mesin, alat-alat olahraga
5.
Anak Logis (matematis).
Anak logis menggunakan logika, argumen, dan mencari pola keteraturan.
Anak logis menggunakan logika, argumen, dan mencari pola keteraturan.
Anak
logis senang mencari struktur dan pola dari segala sesuatu yang ada di
sekitarnya. Mereka pandai mencari hubungan, membuat perbandingan, memilah dan
membuat klasifikasi. Anak logis senang melakukan pekerjaan mental/berfikir.
Anak logis adalah tipikal anak yang berhasil di model belajar seperti sekolah.
Masyarakat saat ini sangat menghargai anak logis.
Media dan cara belajar:
a.
menggunakan
buku dan teori mengenai berbagai hal
b.
bermain
puzzle dan teka-teki
c.
membuat
aturan dan prosedur yang jelas
d.
membuat
rencana dan jadwal
6.
Anak Sosial
(interpersonal).
Anak sosial memiliki kecenderungan untuk bergaul dan berkelompok secara sosial. Mereka supel dan pandai bergaul dengan siapapun, baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua/lebih muda. Orang mendengarkan dan menyukai mereka. Mereka menikmati pertemanan, berbagi cerita atau ilmu dengan orang lain. Anak sosial mendapatkan ilmu dari mendengarkan orang lain atau mencari umpan balik dari respon orang lain terhadap apa-apa yang disampaikannya.
Anak sosial memiliki kecenderungan untuk bergaul dan berkelompok secara sosial. Mereka supel dan pandai bergaul dengan siapapun, baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua/lebih muda. Orang mendengarkan dan menyukai mereka. Mereka menikmati pertemanan, berbagi cerita atau ilmu dengan orang lain. Anak sosial mendapatkan ilmu dari mendengarkan orang lain atau mencari umpan balik dari respon orang lain terhadap apa-apa yang disampaikannya.
Media dan cara belajar:
a.
mengikuti
kelompok, klub, organisasi
b.
melakukan
proyek yang dikerjakan bersama
c.
berdiskusi
dan bermain peran (role-playing)
d.
melakukan
kegiatan lapangan yang melibatkan banyak orang
e.
mengikuti
seminar atau training dengan sistem kelas
7.
Anak Penyendiri
(intrapersonal).
Anak penyendiri memiliki kecenderungan pendiam dan reflektif. Mereka lebih efektif untuk belajar jika seorang diri, bukan dalam kelompok. Anak penyendiri biasanya memiliki kecenderungan untuk mandiri, mengenali kekuatan dan kekurangan pribadi. Anak penyendiri sensitif terhadap pribadi dan kedalaman saat mempelajari atau mengerjakan sesuatu.
Anak penyendiri memiliki kecenderungan pendiam dan reflektif. Mereka lebih efektif untuk belajar jika seorang diri, bukan dalam kelompok. Anak penyendiri biasanya memiliki kecenderungan untuk mandiri, mengenali kekuatan dan kekurangan pribadi. Anak penyendiri sensitif terhadap pribadi dan kedalaman saat mempelajari atau mengerjakan sesuatu.
Media dan cara belajar:
a. menekuni
hobi atau sesuatu yang ditekuni
b. mengeksplorasi
buku atau materi-materi yang bisa dilakukan sendiri
c.
mengerjakan
proyek mandiri
d.
membuat
jurnal, diari, blog
No comments:
Post a Comment