Thursday, February 19, 2015

Disleksia, membuat si Jenius tak bisa membaca

Bunda pasti tahu Thomas Alva Edison, ilmuwan jenius penemu bola lampu listrik. Namun tidak banyak yang tahu bahwa beliau pernah dianggap sebagai anak bodoh di sekolah karena kesulitannya dalam membaca dan berhitung. Ia diduga mengidap disleksia.

Disleksia adalah gangguan  kemampuan membaca, yaitu kemampuan membaca anak berada di bawah kemampuan seharusnya, dengan mempertimbangkan tingkat inteligensi, usia dan pendidikannya.
Pada kasus Thomas Alva Edison, kemampuan menulis yang seharusnya sudah dikuasai di usia sekolah dasar, baru dikuasainya di usia sembilan belas tahun.

Disleksia bukan bentuk dari ketidakmampuan fisik, seperti masalah penglihatan, tetapi mengarah pada bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang sedang dibaca anak tersebut.

Kesulitan ini biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu. Anna Surti Ariani, Psi, psikolog anak dan keluarga menjelaskan  bahwa disleksia disebab-kan gangguan di dalam sistem saraf pusat otak (gangguan neurobiologis) yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman, dan berhitung.

Dapatkah disleksia terjadi pada anak kesayangan Bunda? jawabnya mungkin saja, mengingat penyebab dari disleksia belum diketahui dengan pasti. Beberapa yang diduga menjadi penyebabnya adalah faktor genetik, luka pada otak (brain injury), adanya biokimia yang hilang yang berkaitan dengan kerja sistem syaraf pusat, biokimia yang diberikan pada anak seperti zat pewarna, pencemaran lingkungan seperti timah hitam, dan pengaruh psikologis serta sosial seperti latar belakang keluarga dan ekonomi.

Namun, Bunda dapat mendeteksi disleksia sejak dini sehingga dapat melakukan tindakan yang diperlukan untuk membantu si kecil sejak dini.

Sebagian besar orang tua baru menyadari persoalan gangguan belajar saat anak disekolah   dasar, dengan membandingkan kemampuan si kecil dengan siswa sebaya yang lain. Padahal ada tanda-tanda yang dapat Bunda tangkap sejak masa pra sekolah diantaranya:

1. Suka mencampur adukkan kata-kata dan frasa
2. Kesulitan mempelajari rima (pengulangan bunyi) dan ritme (irama)
3. Sulit mengingat nama atau sebuah obyek
4. Perkembangan kemampuan berbahasa yang terlambat
5. Senang dibacakan buku, tapi tak tertarik pada huruf  atau kata-kata
6. Sulit untuk berpakaian
   

Sedangkan tanda-tanda yang dapat ditangkap saat usia sekolah dasar adalah:
1. Kesulitan dalam mengurutkan huruf-huruf dalam kata.
2. Kesulitan merangkai huruf-huruf dan kadang ada huruf yang hilang.
3. Sulit membedakan huruf. Anak bingung menghadapi huruf yang mempunyai kemiripan bentuk seperti  b - d, u - n, m - n.
4. Sulit mengeja kata atau suku kata dengan benar. Misalnya, sulit membedakan huruf-huruf pada kata ’soto’ dan ’sate’.
5. Membaca satu kata dengan benar di satu halaman, tapi salah di halaman lainnya.
6. Kesulitan memahami apa yang dibaca.
7. Sering terbalik dalam menuliskan atau mengucapkan kata. Misalnya, ’hal’ menjadi ’lah.
8. Terdapat jarak pada huruf-huruf dalam rangkaian kata. Tulisannya tidak stabil, kadang naik, kadang turun.

Jika ternyata Bunda menemukan tanda-tanda tersebut segera bawa si kecil ke psikolog untuk mendapatkan pemeriksaan dan terapi yang dibutuhkan jika si kecil benar-benar mengalami disleksia.
Namun, jangan berkecil hati dan menganggap si kecil sebagai anak bodoh yang akan sulit untuk sukses. Karena kenyataannya si kecil tidak sendirian, ada Thomas Alva Edison, Eisntein, Leonardo da Vinci, hingga Tom Cruise yang notabene adalah orang-orang sukses yang besar bersama learning difficulties seperti disleksia.

Yang perlu diberikan oleh orang tua adalah terus membangun kepercayaan diri si kecil serta tidak fokus pada kelemahannya namun berupaya mengembangkan potensinya yang lain.

Beberapa kegiatan  orang tua yang dapat membantu terapi bagi anak dengan disleksia adalah membacakan buku dan membantu saat si kecil hendak membaca sendiri, belajar bersama dan bantu ia mengerjakan tugas-tugas dari sekolah, dan pastikan suasana belajar menyenangkan. Yakinlah, dengan sentuhan yang penuh kasih dari Bunda, penemuan  seinovatif bola lampu pada jamannya dapat lahir dari tangan buah hati Bunda.

Salam
Bunda Zilah

No comments:

Post a Comment